Pada usia dini, beliau sekolah di Biara Tendai Buddha dan merupakan siswa beladiri yang sangat berbakat dibandingkan dengan yang lainnya.
Dia memiliki minat dalam belajar dan bekerja keras studinya. Saat ia tumbuh dewasa, ia melakukan perjalanan ke Eropa dan China untuk melanjutkan pendidikannya. Kurikulum Nya termasuk kedokteran, psikologi dan agama serta seni ramalan, yang orang Asia telah lama dianggap sebagai keterampilan yang layak. Usui Sensei juga menjadi anggota dari Rei Jyutu Ka, kelompok metafisik didedikasikan untuk mengembangkan kemampuan psikis. ia memiliki banyak pekerjaan termasuk pegawai negeri, karyawan perusahaan dan jurnalis, dan membantu merehabilitasi tahanan. Akhirnya ia menjadi sekretaris Shinpei Goto, kepala departemen kesehatan dan kesejahteraan yang kemudian menjadi walikota Tokyo. Koneksi Usui Sensei dibuat pada pekerjaan ini membantu dia untuk juga menjadi seorang pengusaha sukses.
Kedalaman dan keluasan pengalamannya mengilhaminya untuk mengarahkan perhatiannya ke arah menemukan tujuan hidup. Dalam pencariannya dia menemukan deskripsi keadaan khusus kesadaran bahwa sekali dicapai tidak hanya memberikan pemahaman tentang seseorang tujuan hidup, tetapi juga akan memandu satu untuk mencapainya. keadaan khusus ini disebut An-shin Ritus-mei (diucapkan pada kemilau dit sue mungkin). Dalam keadaan khusus ini, satu selalu damai terlepas dari apa yang terjadi di dunia luar. Dan dari tempat ini damai yang satu melengkapi tujuan hidup seseorang. Salah satu fitur khusus dari negara ini adalah bahwa ia mempertahankan dirinya sendiri tanpa upaya pada bagian dari individu; pengalaman perdamaian hanya sumur secara spontan dari dalam dan merupakan jenis pencerahan.
Usui Sensei memahami konsep ini pada tingkat intelektual dan mengabdikan hidupnya untuk mencapainya; ini dianggap sebagai langkah penting di jalan spiritual Usui Sensei. Ia menemukan bahwa salah satu jalan untuk An-shin Ritsu-mei adalah melalui latihan meditasi Zazen. Jadi ia menemukan seorang guru Zen yang menerima dia sebagai mahasiswa dan mulai berlatih Zazen. Setelah latihan tiga tahun, ia tidak berhasil dan mencari bimbingan lebih lanjut. Gurunya menyarankan praktik yang lebih parah di mana siswa datang dekat dengan kematian.
Namun, Usui Sensei disalahpahami gurunya dan berpikir ia berarti bahwa dia benar-benar harus mati. Jadi dengan ini dalam pikiran dia siap untuk mati dan pada bulan Februari 1922, ia pergi ke Kurama yama untuk berpuasa dan bermeditasi sampai dia lulus ke dunia berikutnya. Selain itu, kita tahu ada air terjun kecil di Kurama yama mana bahkan hari ini orang pergi untuk bermeditasi. Meditasi ini melibatkan berdiri di bawah air terjun dan memungkinkan air untuk menyerang dan mengalir dari atas kepala, sebuah praktek yang dikatakan mengaktifkan cakra mahkota. Jepang Reiki Master berpikir bahwa Usui Sensei mungkin telah menggunakan meditasi ini sebagai bagian dari praktek. Dalam kasus apapun, seiring berjalannya waktu ia menjadi lemah dan lemah. Sekarang Maret 1922 dan pada tengah malam hari kedua puluh satu, cahaya yang kuat tiba-tiba memasuki pikirannya melalui bagian atas kepalanya dan ia merasa seolah-olah dia telah tersambar petir; ini menyebabkan dia jatuh pingsan.
Saat matahari terbit, ia terbangun dan menyadari bahwa padahal sebelumnya ia merasa kematian sangat lemah dan dekat, ia sekarang dipenuhi dengan negara yang sangat menyenangkan vitalitas bahwa ia tidak pernah mengalami sebelumnya; jenis ajaib energi spiritual frekuensi tinggi telah mengungsi kesadaran normal dan menggantinya dengan tingkat luar biasa baru kesadaran. Ia mengalami sendiri sebagai energi dan kesadaran dari alam semesta dan bahwa negara khusus pencerahan ia telah mencari telah diberikan kepadanya sebagai hadiah. Ia gembira dengan realisasi ini.
Ketika ini terjadi, ia penuh dengan kegembiraan dan berlari menuruni gunung. Dalam perjalanan turun ia mematikan jari kakinya di atas batu dan jatuh. Dan dengan cara yang sama ada orang yang melakukan, dia meletakkan tangannya di atas kaki, yang sakit. Saat ia melakukan ini, energi penyembuhan mulai mengalir dari tangannya dengan sendirinya. Rasa sakit di jari kakinya pergi dan kaki itu sembuh. Usui Sensei kagum dengan ini. Dia menyadari bahwa selain pengalaman menerangi dia terima, dia juga menerima karunia kesembuhan.
Usui Sensei berlatih kemampuan baru ini dengan keluarga dan mengembangkan sistem penyembuhan melalui eksperimen dan dengan menggunakan keterampilan dan informasi berdasarkan studi sebelumnya dari praktik keagamaan, filsafat, dan disiplin spiritual. Dia disebut sistem nya penyembuhan Shin-Shin Kai-Zen Usui Reiki Ryo-Ho (The Usui Reiki Metode Pengobatan untuk Peningkatan Tubuh dan Pikiran) atau dalam bentuk yang disederhanakan Usui Reiki Ryoho (Usui Reiki Healing Method). Hal ini penting untuk mengetahui bahwa Usui Sensei tidak menciptakan Reiki karena ada metode lain dari penyembuhan Reiki di Jepang sebelum Usui Sensei menciptakan metodenya.
Pada bulan April 1922, ia pindah ke Tokyo dan memulai sebuah masyarakat penyembuhan yang ia beri nama Usui Reiki Ryoho Gakkai (Usui Reiki Healing Method Masyarakat). Ia juga membuka klinik Reiki di Harajuku, Aoyama, Tokyo. Di sana ia mengajar kelas dan memberi perawatan.
Tingkat terendah dari pelatihan disebut Shoden (Gelar Pertama) dan dibagi menjadi empat tingkatan: Loku-Tou, Go-Tou, Yon-Tou, dan San-Tou. (Perhatikan bahwa ketika Mrs. Takata mengajarkan tingkat ini, yang di Barat kita sebut sebagai Reiki Tingkat I, ia menggabungkan semua empat tingkat menjadi satu. Hal ini kemungkinan besar mengapa ia melakukan empat attunement untuk Level I.) Tingkat berikutnya disebut Okuden (batin Pengajaran) dan memiliki dua tingkat: Okuden-Zen-ki (bagian pertama), dan Okuden-Koe-ki (bagian kedua). Tingkat berikutnya disebut Shinpiden (Misteri Pengajaran), yang adalah apa yang kita sebut tingkat master. Tingkat Shinpiden meliputi, Shihan-Kaku (asisten guru) dan Shihan (guru terhormat).
Bertentangan dengan pemahaman sebelumnya, Usui Sensei hanya memiliki tiga simbol, yang sama tiga yang kita gunakan di Barat pada Reiki II. Dia tidak menggunakan simbol utama. Fakta ini telah diverifikasi oleh Hiroshi Doi dan oleh penelitian yang dilakukan oleh Hyakuten Inamoto, Arjava Petter dan Tadao Yamaguchi.
Pada tahun 1923, gempa bumi Kanto besar hancur Tokyo. Lebih dari 140.000 orang tewas dan lebih dari setengah dari rumah dan bangunan terguncang turun atau dibakar. Sejumlah besar orang kehilangan tempat tinggal, terluka, sakit dan berduka. (16) Usui Sensei merasa kasihan besar bagi rakyat dan mulai memperlakukan sebanyak yang dia bisa dengan Reiki. Ini adalah sejumlah besar pekerjaan, dan itu saat ini bahwa ia mulai melatih lainnya Shihan (guru) sehingga mereka bisa membantunya lebih cepat melatih orang lain untuk menjadi praktisi Reiki dan membantu orang sakit dan terluka. (17) Itu di kali ini yang lebih lanjut ia mengembangkan sistem nya Reiki termasuk merancang Reiju (attunement) proses yang lebih formal.
Permintaan Reiki menjadi begitu besar bahwa ia outgrew kliniknya, sehingga pada tahun 1925 ia membangun yang lebih besar di Nakano, Tokyo. Karena itu, reputasinya sebagai penyembuh tersebar di seluruh Jepang. Dia mulai melakukan perjalanan sehingga ia bisa mengajar dan mengobati lebih banyak orang. Selama perjalanannya di Jepang ia langsung mengajar lebih dari 2.000 siswa dan dimulai dua puluh Shihan, (18) masing-masing diberi pemahaman yang sama tentang Reiki dan disetujui untuk mengajar dan memberikan Reiju dengan cara yang sama ia lakukan.
Pemerintah Jepang mengeluarkan dia Kun San Untuk penghargaan untuk melakukan pekerjaan yang terhormat untuk membantu orang lain. Sementara bepergian ke Fukuyama untuk mengajar, ia menderita stroke dan meninggal 9 Maret 1926. Makamnya berada di Saihoji Temple, di Suginami, Tokyo, meskipun beberapa mengklaim bahwa abunya berada di tempat lain.
Ada banyak tangan-on penyembuhan sekolah di Jepang pada saat Usui Sensei mulai sekolahnya. Sekolah-sekolah lain yang bukan bagian dari Usui Reiki. Mungkin ada beberapa hubungan antara Reiki dan Mahikari dan Johrei sebagai dua agama ini Jepang memiliki Reiju seperti (attunement) proses dan menawarkan orang penyembuhan melalui tangan.
Setelah Usui Sensei meninggal, murid-muridnya mendirikan sebuah batu peringatan di samping nisan nya. Mr. J. Ushida, sebuah Shihan dilatih oleh Usui mengambil alih sebagai presiden Usui Reiki Ryoho Gakkai, dan bertanggung jawab untuk menciptakan dan mendirikan batu Usui Memorial dan memastikan bahwa kubur situs akan dipertahankan. Mr. Ushida diikuti oleh Bapak lichi Taketomi, Mr. Yoshiharu Watanabe, Mr. Toyoichi Wanami, dan Ms. Kimiko Koyama. Penerus saat ini untuk Usui Sensei adalah Mr Kondo, yang menjadi presiden pada tahun 1998.
Bertentangan dengan apa yang kita telah diberitahu di Barat, tidak ada "garis keturunan pembawa" atau "Grand Master" dari organisasi dimulai oleh Usui Sensei-satunya suksesi presiden yang tercantum di atas. The dua puluh guru diprakarsai oleh Usui Sensei mencakup Toshihiro Eguchi, Jusaburo Guida, Ilichi Taketomi, Toyoichi Wanami, Yoshiharu Watanabe, Keizo Ogawa, J. Ushida, dan Chujiro Hayashi. Bertentangan dengan salah satu versi cerita Reiki, Chujiro Hayashi tidak penerus Usui Sensei, melainkan Mr J. Ushida seperti yang disebutkan sebelumnya. Hal ini juga penting untuk dicatat bahwa empat presiden dari Gakkai yang diikuti Usui Sensei, yang Shihan yang telah dilatih langsung oleh Usui Sensei, sehingga menjamin bahwa Gakkai pemahaman, praktek dan metode pengajaran yang sama seperti yang dari Usui Sensei.
0 komentar:
Posting Komentar